Seperti
halnya penyakit lain, pengobatan anemia juga harus ditujukan pada penyebab
terjadinya anemia. Misalnya anemia yang disebabkan oleh perdarahan pada usus
maka perdarahan itu harus kita hentikan untuk mencegah berlanjutnya anemia.
Jika memang diperlukan, operasi dapat dilakukan pada keadaan tertentu.
Suplemen
besi diperlukan pada anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan zat besi.
Pemberian suntikan vitamin B12 diperlukan untuk mengkoreksi anemia pernisiosa.
Transfusi darah merupakan pilihan untuk anemia yang disebabkan oleh perdarahan
hebat. Adapun beberapa obat anemia, diantaranya :
·
TABLET BESI ( Fe )Besi di butuhkan untuk produksi hemoglobin ( Hb ), sehingga
defisiensi Fe akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil
dengan kandungan Hb yang rendah dan menimbulkan anemia hipokronik mikrositik.
·
VITAMIN B12 (Sianokobalamin)Anemia megaloblastik, pasca
pembedahan lambung total dan pemotongan usus, defisiensi vitamin B12.
·
ASAM FOLATAsam folat terdiri atas bagian-bagian pteridin, asam paraaminobenzoat
dan asam glutamat. Folat terdapat dalam hampir setiap jenis makanan dengan
kadar tertinggi dalam hati, ragi dan daun hijau yang segar. Folat mudah rusak
dengan pengolahan ( pemasakan ) makanan.
·
ERITROPOIETINEritropoietin, suatu gliko protein dengan berat molekul
34-39 DA, merupakan factor pertumbuhan hematopoietic yang pertama kali
diisolasi. Eritropoietin merupakan factor pertumbuhan sel darah merah yang
diproduksi terutama oleh ginjal dalam sel peritubuler dan tubuli proksimalis.
1.
CARA KERJA OBAT ANEMIA
·
TABLET BESI ( Fe ) Absorpsi Fe melalui saluran cerna
terutama berlangsung di duodenum dan jejenum proksimal; makin ke distal
absorpsinya makin berkurang. Zat ini lebih mudah di absorpsi dalam bentuk fero.
Transportnya melalui sel mukosa usus terjadi secara transport aktif. Ion fero
yang sudah di absorpsi akan di ubah menjadi ion feri dalam sel mukosa.
Selanjutnya ion feri akan masuk kedalam plasma dengan perantara transferin,
atau diubah menjadi feritin dan di simpan dalam sel mukosa usus. Secara umum,
bila cadangan dalam tubuh tinggi dan kebutuhan akan zat besi rendah, maka lebih
banyak Fe di ubah menjadi feritin. Setelah di absorpsi, Fe dalam tubuh akan di
ikat dalam transferin ( siderofilin ), suatu beta 1-globulin glikoprotein,
untuk kemudian di angkut ke beberapa jaringan, terutama ke sumsum tulang dan
depot Fe.
·
VITAMIN B12 (Sianokobalamin) Sianokobalamin diabsorpsi baik dan
cepat setelah pemberian IM dan SK . Kadar dalam plasma mencapai puncak dalam
waktu 1 jam setelah suntikan IM. Absorpsi ini berlangsung dengan 2 mekanisme
yaitu dengan perantaraan faktor instrinsik castle (fic) dan absorpsi secara
langsung. Setelah di absorpsi, hampir semua vitamin B12 dalam darah terikat
dengan protein plasma sebagian besar terikat pada beta-globulin (transkobalamin
II),Sisanya terikat pada alfa-glikoprotein (transkobalamin I) dan
inter-alfa-glikoprotein ( transkobalamin III) vitamin B12 yang terikat pada
transkobalamin II akan di angkut ke berbagai jaringan, terutam hati yang
merupakan gudang utama penyimpanan vitamin B12 (50-90% ). Kadar normal vitamin
B12 dalam plasma adalah 200-900 pg ml dengan simpanan sebanyak 1-10 mg dalam
hepar.
·
ASAM FOLAT Pada pemberian oral absorpsi folat
baik sekali, terutama di 1/3 bagian proksimal usus halus. Dengan dosis oral
yang kecil, absorpsi memerlukan energi, sedangkan pada kadar tinggi absorpsi
dapat berlangsung secar difusi. Walaupun terdapat gangguan pada usus halus,
absorpsi folat biasanya masih mencukupi kebutuhan terutama sebagai PmGA.
·
ERITROPOIETIN Berinteraksi dengan reseptor
eritropoietin pada permukaan sel induk sel darah merah, menstimulasi poloferasi
dan diferensiasi eritroit. Eritropoietin juga menginduksi pelepasan retikulosis
dari sumsum tulang. Eritrpoietin endogen diproduksi oleh ginjal sebagai respon
terhadap hipoksia jaringan. Bila terjadi Anemia maka eritropoietin diproduksi
lebih banyak olh ginjal, dan hal ini merupakan tanda bagi sumsum tulang untuk
memproduksi sel darah
Seperti
halnya penyakit lain, pengobatan anemia juga harus ditujukan pada penyebab
terjadinya anemia. Misalnya anemia yang disebabkan oleh perdarahan pada usus
maka perdarahan itu harus kita hentikan untuk mencegah berlanjutnya anemia.
Jika memang diperlukan, operasi dapat dilakukan pada keadaan tertentu.
Suplemen
besi diperlukan pada anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan zat besi.
Pemberian suntikan vitamin B12 diperlukan untuk mengkoreksi anemia pernisiosa.
Transfusi darah merupakan pilihan untuk anemia yang disebabkan oleh perdarahan
hebat. Adapun beberapa obat anemia, diantaranya :
·
TABLET BESI ( Fe )Besi di butuhkan untuk produksi hemoglobin ( Hb ), sehingga
defisiensi Fe akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil
dengan kandungan Hb yang rendah dan menimbulkan anemia hipokronik mikrositik.
·
VITAMIN B12 (Sianokobalamin)Anemia megaloblastik, pasca
pembedahan lambung total dan pemotongan usus, defisiensi vitamin B12.
·
ASAM FOLATAsam folat terdiri atas bagian-bagian pteridin, asam paraaminobenzoat
dan asam glutamat. Folat terdapat dalam hampir setiap jenis makanan dengan
kadar tertinggi dalam hati, ragi dan daun hijau yang segar. Folat mudah rusak
dengan pengolahan ( pemasakan ) makanan.
·
ERITROPOIETINEritropoietin, suatu gliko protein dengan berat molekul
34-39 DA, merupakan factor pertumbuhan hematopoietic yang pertama kali
diisolasi. Eritropoietin merupakan factor pertumbuhan sel darah merah yang
diproduksi terutama oleh ginjal dalam sel peritubuler dan tubuli proksimalis.
1.
CARA KERJA OBAT ANEMIA
·
TABLET BESI ( Fe ) Absorpsi Fe melalui saluran cerna
terutama berlangsung di duodenum dan jejenum proksimal; makin ke distal
absorpsinya makin berkurang. Zat ini lebih mudah di absorpsi dalam bentuk fero.
Transportnya melalui sel mukosa usus terjadi secara transport aktif. Ion fero
yang sudah di absorpsi akan di ubah menjadi ion feri dalam sel mukosa.
Selanjutnya ion feri akan masuk kedalam plasma dengan perantara transferin,
atau diubah menjadi feritin dan di simpan dalam sel mukosa usus. Secara umum,
bila cadangan dalam tubuh tinggi dan kebutuhan akan zat besi rendah, maka lebih
banyak Fe di ubah menjadi feritin. Setelah di absorpsi, Fe dalam tubuh akan di
ikat dalam transferin ( siderofilin ), suatu beta 1-globulin glikoprotein,
untuk kemudian di angkut ke beberapa jaringan, terutama ke sumsum tulang dan
depot Fe.
·
VITAMIN B12 (Sianokobalamin) Sianokobalamin diabsorpsi baik dan
cepat setelah pemberian IM dan SK . Kadar dalam plasma mencapai puncak dalam
waktu 1 jam setelah suntikan IM. Absorpsi ini berlangsung dengan 2 mekanisme
yaitu dengan perantaraan faktor instrinsik castle (fic) dan absorpsi secara
langsung. Setelah di absorpsi, hampir semua vitamin B12 dalam darah terikat
dengan protein plasma sebagian besar terikat pada beta-globulin (transkobalamin
II),Sisanya terikat pada alfa-glikoprotein (transkobalamin I) dan
inter-alfa-glikoprotein ( transkobalamin III) vitamin B12 yang terikat pada
transkobalamin II akan di angkut ke berbagai jaringan, terutam hati yang
merupakan gudang utama penyimpanan vitamin B12 (50-90% ). Kadar normal vitamin
B12 dalam plasma adalah 200-900 pg ml dengan simpanan sebanyak 1-10 mg dalam
hepar.
·
ASAM FOLAT Pada pemberian oral absorpsi folat
baik sekali, terutama di 1/3 bagian proksimal usus halus. Dengan dosis oral
yang kecil, absorpsi memerlukan energi, sedangkan pada kadar tinggi absorpsi
dapat berlangsung secar difusi. Walaupun terdapat gangguan pada usus halus,
absorpsi folat biasanya masih mencukupi kebutuhan terutama sebagai PmGA.
·
ERITROPOIETIN Berinteraksi dengan reseptor
eritropoietin pada permukaan sel induk sel darah merah, menstimulasi poloferasi
dan diferensiasi eritroit. Eritropoietin juga menginduksi pelepasan retikulosis
dari sumsum tulang. Eritrpoietin endogen diproduksi oleh ginjal sebagai respon
terhadap hipoksia jaringan. Bila terjadi Anemia maka eritropoietin diproduksi
lebih banyak olh ginjal, dan hal ini merupakan tanda bagi sumsum tulang untuk
memproduksi sel darah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar