a.
Pasca melahirkan
banyak terjadi perubahan yang cukup drastis pada tubuh seorang wanita. Yang
jelas tentunya adalah perut yang semula mengembang cukup besar kini tampak
mulai mengecil. Namun banyak juga wanita merasa tubuhnya masih serasa seperti
hamil meskipun sudah melahirkan, ya memang butuh banyak waktu yang diperlukan
tubuh untuk kembali menyesuaikan bentuk tubuhnya ke kondisi semula, dan perlu
diingat bahwa 9 bulan kehamilan
adalah waktu yang cukup lama, sehingga perlu beberapa bulan sejak melahirkan
bagi tubuh untuk kembali ke bentuk semula.
b.
Perubahan
Emosional
Pada
minggu-minggu pertama pasca melahirkan, 70% hingga 80% wanita mengalami suatu
tingkat perubahan emosional yang biasa disebut “baby blues” atau dengan
kata lain rasa sedih pasca melahirkan. Baby Blues disebabkan oleh
perpaduan antara keletihan, kegelisahan dan perubahan tingkat hormon pada tubuh
wanita pasca melahirkan. Gejala baby blues dapat terlihat ketika seorang
wanita yang habis melahirkan sering merasa sedih dan menangis, kurangnya rasa
keibuan yang muncul, sering gelisah dan resah serta seringnya dihantui
ketakutan akan tanggung jawab yang harus dipikul terhadap bayi yang baru saja
dilahirkan. Rasa cemas akan kekhawatiran tidak mampunya dirinya menjadi seorang
ibu yang baik bagi anaknya, khawatir akan masa depan anaknya juga merupakan
pertanda seorang wanita mengalami baby blues.Semua perasaan tersebut
adalah wajar, walapun kadang serasa menakutkan, namun perasaan tersebut
hanyalah sementara dan akan menghilang dengan sendirinya. Perbanyaklah
istirahat dan carilah dukungan khususnya dari suami anda tentang kondisi ini.
Jangan biarkan perasaan di atas terus dibiarkan berlarut-larut, jika hal ini
dibiarkan maka seorang wanita akan masuk ke dalam tahap depresi berikutnya yang
disebut depresi postpartum. Jika kondisi ini terjadi, maka penanganan haruslah
dilakukan oleh psikiater dan ahli psikologi.
c. Tekanan darah
Meningkat
selama kontraksi disertai peningkatan sistolik rata-rata 15 (10-20) mmHg
dan
diastolik rata-rata 5-10 mmHg. Pada waktu-waktu di antara kontraksi, tekanan
darah kembali ke tingkat sebelum persalinan. Dengan mengubah posisi tubuh dari
telentang ke ke posisi miring, perubahan tekanan darah selama kontraksi dapat
dihindari. Untuk memastikan tekanan darah yang sebenarnya, pastikan mengeceknya
dengan baik pada interval antar kontraksi, lebih baik dengan posisi ibu
berbaring miring.Nyeri, rasa takut dan kekhawatiran dapat semakin meningkatkan
tekanan darah. Apabila seorang wanita merasa sangat takut dan khawatir
pertimbangkan
kemungkinan
bahwa rasa takutnya (bukan karena pre-eklamsi) menyebabkan
peningkatan
tekanan darah.
d. Metabolisme
Selama persalinan, metabolisme karbohidrat baik aerob maupun anaerob meningkat dengan kecepatan tetap. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh ansietas dan aktivitas otot rangka. Peningkatan aktivitas metabolik terlihat dari peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, pernafasan, curah jantung, dan cairan yang hilang.
Peningkatan curah jantung dan cairan yang hilang mempengaruhi fungsi ginjal dan perlu mendapat perhatian serta ditindaklanjuti guna mencagah terjadinya dehidrasi.
Selama persalinan, metabolisme karbohidrat baik aerob maupun anaerob meningkat dengan kecepatan tetap. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh ansietas dan aktivitas otot rangka. Peningkatan aktivitas metabolik terlihat dari peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, pernafasan, curah jantung, dan cairan yang hilang.
Peningkatan curah jantung dan cairan yang hilang mempengaruhi fungsi ginjal dan perlu mendapat perhatian serta ditindaklanjuti guna mencagah terjadinya dehidrasi.
e. Suhu
Sedikit meningkat selama persalinan, tertinggi selama dan segera setelah melahirkan. Peningkatan suhu tubuh yang normal ialah peningkatan suhu yang tidah lebih dari 0,5sampai 1 derajat Celcius.
Sedikit meningkat selama persalinan, tertinggi selama dan segera setelah melahirkan. Peningkatan suhu tubuh yang normal ialah peningkatan suhu yang tidah lebih dari 0,5sampai 1 derajat Celcius.
Peningkatan
suhu sedikit adalah normal. Namun, bila persalinan berlangsung lebih lama,
peningkatan suhu dapat mengindikasikan dehidrasi, dan parameter lain harus di
cek. Begitu pula pada kasus ketuban pecah dini, peningkatan suhu dapat
mengindikasikan infeksi dan tidak dapat dianggap normal pada keadaan ini.
f. Denyut Nadi (frekuensi jantung)
Frekuensi
denyut nadi di antara kontraksi sedikit lebih tinggi dibanding selama periode
menjelang persalinan. Hal ini mencerminkan peningkatan metabolisme yang
terjadi. Penurunan denyut nadi yang mencolok selama puncak kontraksi uterus
tidak akan terjadi jika wanita berada pada posisi miring, bukan telentang.
Sedikitpeningkatan frekuensi nadi dianggap normal.
g.
Pernafasan
Sedikit peningkatan frekuensi pernapasan masih normal selama persalinan dan mencerminkan peningkatan metabolisme yang terjadi. Sulit untuk memperoleh temuan yang akurat dalam hal pernafasankarena frekuensi dan irama pernafasan dipengaruhi oleh rasa senang, nyeri, rasa takut dan penggunaan teknik pernafasan. Amati pernafasan wanita danbantu ia mengendalikannya untuk menghindari hiperventilasi yang panjang, yang ditandai oleh rasa kesemutan pada ekstremitas dan perasaan pusing.
Sedikit peningkatan frekuensi pernapasan masih normal selama persalinan dan mencerminkan peningkatan metabolisme yang terjadi. Sulit untuk memperoleh temuan yang akurat dalam hal pernafasankarena frekuensi dan irama pernafasan dipengaruhi oleh rasa senang, nyeri, rasa takut dan penggunaan teknik pernafasan. Amati pernafasan wanita danbantu ia mengendalikannya untuk menghindari hiperventilasi yang panjang, yang ditandai oleh rasa kesemutan pada ekstremitas dan perasaan pusing.
h.
Perubahan pada Ginjal
Poliuria
sering terjadi selama persalinan. Kondisi ini dapat diakibatkan peningkatan
lebih lanjut curah jantung selama persalinan dan kemungkinan peningkatan laju
filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal. Poliuria menjadi kurang jelas
pada posisi telentang karena posisi ini membuat aliran urine berkurang selama
kehamilan.
Kandung kemih harus sering dievaluasi (setiap 2 jam) untuk mengetahui adanya distensi, untuk mencegah (1) obstruksi persalinan akibat kandung kemih yang penuh, yang akan mencegah penurunan bagian presentasi janin. Dan (2) trauma pada kandung kemih akibat penekanan yang lama, yang akan menyebabkan hipotonia kandung kemih dan retensi urine selama periode pascapartum awal.
Kandung kemih harus sering dievaluasi (setiap 2 jam) untuk mengetahui adanya distensi, untuk mencegah (1) obstruksi persalinan akibat kandung kemih yang penuh, yang akan mencegah penurunan bagian presentasi janin. Dan (2) trauma pada kandung kemih akibat penekanan yang lama, yang akan menyebabkan hipotonia kandung kemih dan retensi urine selama periode pascapartum awal.
i.
Perubahan pada Saluran
Cerna
Motilitas
dan absorpsi lambung terhaadap makanan padat jauh berkurang. Apabila kondisi
ini diperburuk oleh penurunan lebih lanjut sekresi asam lambung selama
persalinan, maka saluran cerna bekerja dengan lambat sehingga waktu pengosongan
lambung menjadi lebih lama. Makanan yang dikonsumsi selama periode menjelang
persalinan atau fase prodromal atau fase laten persalinan cenderung akan tetap
berada dalam lambung selama persalinan. Lambung yang penuh dapat menimbulkan
ketidaknyamanan dan penderitaan umum selama masa transisi. Oleh karena itu,
wanita harus dianjurkan untuk tidak makan dalam porsi besar atau minum
berlebihan. Tetapi makan dan minum sedikit demi sedikit berguna mempertahankan
energi dan hidrasi. Perubahan pada saluran cerna kemungkinan timbul sebagai
respons terhadap salah satu atau kombinasi faktor-faktor berikut: kontraksi
uterus, nyeri, rasa takut dan khawatir, obat atau komplikasi.
j.
Perubahan Hematologi
Hemoglobin
meningkat rata-rata 1,2 gm/100ml selama persalinan dan kembali ke kadar sebelum
persalinan pada hari pertama paca partum jika tidak ada kehilangan darah yang
abnormal.
Rambut Rontok
Beberapa
minggu setelah melahirkan, Anda mulai kehilangan sebagian besar rambut.
Rata-rata perempuan yang baru melahirkan kehilangan 100 helai rambut sehari.
Kondisi ini berbanding dengan masa kehamilan yang tidak begitu merontokkan
rambut Anda karena kerja hormon tidak terlalu liar. Pasca melahirkan, tubuh
Anda akan mengimbangi jurmlah hormon dan berakibat pada kehilangan rambut
selama enam bulan setelah melahirkan. Tapi jangan khawatir, jika hormon sudah
seimbang pertumbuhan rambut Anda akan kembali normal.
Warna Kulit Berubah
Perempuan
yang berjerawat parah selama hamil bisa melihat kulit mereka bersih setelah
melahirkan. Perempuan pasca melahirkan juga akan mengalami ruam merah di
sekitar mulut dan dagu atau mengalami kulit kering. Namun tidak perlu khawatir,
kedua kondisi ini akan hilang dalam beberapa minggu.
Payudara Berubah
Payudara
Anda mungkin akan memerah, bengkak, sakit, dan membesar karena produksi ASI
meningkat setelah melahirkan. Pembengkakan ini akan mereda, dalam waktu tiga
sampai empat hari (atau sampai Anda berhenti menyusui).Payudara Anda mungkin
juga akan mulai kendur akibat kulit meregang. Anda juga mungkin mengalami
kebocoran ASI selama beberapa minggu jika Anda tidak menyusui.
Perut Berubah
Tepat
setelah melahirkan, rahim masih mengeras dan bulat (berat sekitar 1,1 kg).
Setelah 6 minggu, beratnya hanya 2 ons dan tidak lagi berasa sakit. Garis
coklat atau kehitaman di tengah perut juga akan hilang. Tapi, sayangnya, bekas
perut mengembang tidak akan hilang dalam waktu dekat. Bekas perut mengembang
cenderung memerah namun akan menjadi warna perak dan akhirnya akan menyatu
dengan warna kulit Anda. Perempuan yang selalu menjaga kekuatan otot perutnya
juga akan mengendut setelah melahirkan. Latihlah perut dengan melakukan sit-up.
Jika rutin Anda bisa mendapatkan perut yang datar seperti dulu.
Nyeri Punggung
Karena
membutuhkan waktu untuk memulihkan otot perut tubuh Anda meletakkan berat badan
ekstra pada otot-otot punggung. Hal ini dapat mengakibatkan sakit punggung
sampai otot perut kembali normal. Seorang ibu juga mengalami nyeri punggung
selama masa kehamilan karena postur tubuh mereka kurang ideal. Umumnya nyeri
punggung ini terjadi selama enam minggu pertama setelah melahirkan.
Infeksi Saluran Kemih dan Sembelit
Tanpa
adanya bayi yang menekan kandung kemih, Anda tidak lagi buang air kecil
sesering seperti saat hamil. Tapi tekanan pada uretra selama persalinan dapat
membuat susah kencing. Seorang ibu baru juga dapat menderita inkontinensia atau
infeksi saluran kemih, yang dapat menyebabkan rasa sakit saat buang air kecil.
Sembelit mungkin akan terjadi, setelah Anda melahirkan. Episiotomi atau wasir
dapat membuat gerakan usus menjadi sakit. Banyak mengonsumsi serat, minum
banyak air, susu, dan jus dapat membantu meringankan rasa sakit.
Vagina Terasa Sakit
Vagina
mungkin akan merengang setelah persalinan. Mengompresnya dengan air dingin
setelah melahirkan dapat membantu meredakan rasa tidak nyaman. Tak lama setelah
melahirkan, Anda akan mengalami keputihan dan banyak darah mengalir. Itu adalah
sisa dari dinding rahim karena kehamilan Anda. Ini disebut lokhia dan dapat
berlangsung selama beberapa minggu. Anda sudah bisa berhubungan seks lagi
sekitar tiga sampai empat minggu setelah melahirkan. Jika Anda menyusui vagina
Anda akan kekeringan dan dapat membuat hubungan seksual tidak nyaman. Mencari
pelumas yang larut dalam air vagina untuk meringankan rasa sakit. Jika Anda
tidak menyusui, masa menstruasi Anda akan kembali sekitar tujuh sampai sembilan
minggu. Jika menyusui, menstruasi tidak terjadi selama beberapa bulan - atau
mungkin tidak datang sampai Anda berhenti menyusui.
Pembengkakan Kaki dan Varises
Bengkak
di kaki yang terjadi selama kehamilan berkurang setelah Anda melahirkan.
Berjalan dapat memercepat pengurangan bengkak. varises mungkin akan terjadi
seiring dengan penurunan berat badan pasca melahirkan, tetapi varises tidak
pernah hilang sepenuhnya.
Berkeringat
Anda
akan mulai mengalami keringat berlebih di malam hari setelah melahirkan. Ini
terjadi karena tubuh Anda perlu menyingkirkan semua cairan yang terakumulasi
selama masa kehamilan. Beberapa ibu baru bilang mereka merasa lebih energik
daripada sebelum hamil. Kapasitas energi perempuan meningkat hingga 20 persen
dalam enam minggu pertama setelah melahirkan. Sementara perempuan lain
mengatakan kelelahan setelah melahirkan, merawat bayi baru lahir, membuat
mereka malah merasa lesu dan murung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar